Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menjadi Pekerja Migran Indonesia: Gaji Tembus 44 Juta

Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, melepas 165 Pekerja Migran Indonesia ke Korea Selatan dan Jerman dengan gaji tinggi. Simak informasi lengkapnya di sini. 

Menjadi Pekerja Migran Indonesia: Gaji Tembus 44 Juta
Sumber: BP2MI

Menjadi pekerja migran merupakan salah satu pilihan yang menarik bagi banyak warga Indonesia. Selain mendapatkan pengalaman kerja di luar negeri, mereka juga bisa mendapatkan penghasilan yang jauh lebih tinggi dibandingkan di dalam negeri. 

Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, baru-baru ini melepas 162 Pekerja Migran Indonesia yang akan bekerja di Korea Selatan dan 3 pekerja di Jerman melalui Program Government to Government (G to G). 

Apa saja keuntungan dan tantangan yang dihadapi para pekerja migran ini?

Gaji Tinggi Pekerja Migran Indonesia

Menurut Benny Rhamdani, gaji yang diterima oleh pekerja migran Indonesia di Korea Selatan bisa mencapai Rp23 juta hingga Rp30 juta per bulan. 

Sementara itu, untuk pekerja di Jerman, khususnya di sektor perawatan, gaji mereka bisa mencapai €2.552 atau sekitar Rp44 juta per bulan.

Negara Tujuan

Sektor Kerja

Gaji Bulanan

Korea Selatan

Pekerja Umum

Rp23 juta - Rp30 juta

Jerman

Perawat

Rp44 juta

Angka-angka ini tentu sangat menarik bagi banyak orang yang ingin meningkatkan taraf hidup mereka dan keluarga.

Proses dan Tahapan Resmi

Benny menekankan pentingnya mengikuti prosedur resmi dalam proses keberangkatan sebagai pekerja migran. Berikut adalah tahapan yang harus dilalui oleh calon pekerja migran:

  • Pendaftaran: Calon pekerja harus mendaftar melalui BP2MI atau lembaga resmi yang ditunjuk.

  • Pelatihan: Mengikuti pelatihan kerja yang sesuai dengan bidang yang akan mereka tekuni di luar negeri.

  • Dokumen: Melengkapi semua dokumen yang diperlukan seperti paspor, visa kerja, dan kontrak kerja.

  • Keberangkatan: Setelah semua persyaratan terpenuhi, calon pekerja akan diberangkatkan secara resmi. Proses ini diharapkan bisa mengurangi risiko yang dihadapi oleh pekerja migran yang berangkat secara nonprosedural.

Risiko Keberangkatan Nonprosedural

Keberangkatan secara nonprosedural atau ilegal sangat berisiko. Benny mengungkapkan beberapa risiko yang bisa dihadapi oleh pekerja migran ilegal, antara lain:

  • Kekerasan fisik dan seksual
  • Gaji tidak dibayar
  • Eksploitasi jam kerja hingga 20 jam per hari
  • Pemutusan hubungan kerja secara sepihak

Risiko-risiko ini menunjukkan pentingnya keberangkatan secara resmi dan prosedural.

Kontribusi Pekerja Migran bagi Negara

Pekerja migran Indonesia tidak hanya meningkatkan taraf hidup mereka sendiri, tetapi juga memberikan kontribusi besar bagi negara. Setiap tahun, pekerja migran menyumbang devisa yang signifikan. 

Pada tahun 2023, Bank Indonesia mencatat devisa dari pekerja migran mencapai Rp227 triliun.

Benny juga menyebutkan bahwa keberangkatan pekerja migran bisa mengurangi angka pengangguran dalam negeri yang mencapai 8,2 juta orang. Ini adalah kontribusi nyata para pekerja migran bagi perekonomian Indonesia.

Kesimpulan

Menjadi pekerja migran Indonesia melalui jalur resmi memberikan banyak manfaat, mulai dari gaji yang tinggi hingga perlindungan dari berbagai risiko. 

BP2MI menekankan pentingnya mengikuti prosedur resmi untuk keberangkatan pekerja migran demi menghindari risiko-risiko yang bisa merugikan. 

Dengan kontribusi besar mereka, pekerja migran tidak hanya meningkatkan taraf hidup keluarga mereka, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.

SumberBP2MI 

Post a Comment for "Menjadi Pekerja Migran Indonesia: Gaji Tembus 44 Juta"